Efek baru pulang liburan dari Jepun, beberapa hari kemarin di Jakarta kemana-mana jadi suka naik transportasi umum, terutama KRL atau commuter line. Alasannya sudah pasti karena murah, cuma memang harus effort lebih aja buat pindah peron gitu. Effortnya lebih ke harus bertahan dari desak-desakan orang. Beda banget sama di Jepun. Di sana semua orang tertib, teratur, ngga berisik, sama barisnya rapiiii banget. Terus warnanya cuma kelihatan hitam sama abu-abu. Kalau di Indo ya begitulah ya. Semua orang buru-buru tapi ngga bisa tertib. Tangga buat naik sama turun sering berubah fungsi jadi naik semua. Kasian yang mau turun jadi harus nerobos gerombolan orang-orang. Sama agak berisik, warna-warni, ditambah bau asem keringat yang terbawa angin (kalau ini wajar lah ya kita bukan warga yang punya gen ABCC11).
Tetapi, meskipun stasiun kereta itu identik sama kehidupan pergi-pulang kerja para karyawan, stasiun itu juga punya sisi yang berbeza. Romantis gitu kayak di film-film. Janjian ketemuan di stasiun, terus habis itu pergi makan, ngobrol, beli eskrim. Oh, atau bisa juga ketemuan di dalam gerbong kereta. Waktu si karakter pria nyamperin karakter wanitanya yang lagi duduk di dalam kereta, si karakter wanitanya langsung sumringah banget. Kayak "waah kamu datang!" "waah kok kamu bisa nemuin aku siiih" gitu. Selain itu juga ada perkumpulan remaja baru selesai pergi jalan-jalan yang sebelum pulang pada ribut harus foto bareng dulu. Semuanya memang cuma adegan-adegan kecil yang lewat, tapi bikin senyum-senyum sendiri ngeliatnya. Menyenangkan banget buat kaum-kaum kesepian. Jadi, misal lagi gabut ngga tau mau ngapain, selain nge-mall, cobain naik transportasi umum aja (tapi jangan pas di jam-jam sibuk ya, yang ada mah bakal riweuh). Referensinya bisa naik dari stasiun Gambir turunnya di stasiun Malang. Nah sekalian liburan deh :d
No comments:
Post a Comment